This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 28 November 2014

Rusdi Oktabrian

Assalamu'alaikum wr.wb

Salam pagii teman !!

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang biografi saya..
Nama  : Rusdi Oktabrian
TTL     :  Jakarta, 10 10 1997
Hobby : Berenang
Makanan favorit: Bakso
Zodiak: Libra
Warna kesukaan: Merah

• SEJARAH PENDIDIKAN

-SDN Bendosari
-SMP N 22 Purworejo
-SMK N 1 Purworejo

•  RIWAYAT HIDUP

Pada awalnya saya adalah buah hasil kerja keras orang tua saya, saya dilahirkan di jakarta, setelah  umur 5,5 Tahun saya pindah ke Purworejo . Dan saya besar di sebuah kota yang dijuluki sebagai kota "Pramuka" . Singkat kata saya mulai mencintai kota ini bukan hanya pariwisatanya, tapi orang orangnya yang ramah...
Saya bercita cita ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Dan kelak jiika saya mempunyai banyak rejeki saya akan membrangkatkan haji kedua orang tua saya.

Begitulah ceritaku..

wassalamu'alaikum wr.wb

Jumat, 21 November 2014

PRAMUKA SMK N 1 PURWOREJO

SALAM PRAMUKA !!

Assalamu'alaikum wr.wb

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang jalanya kegiatan Pramuka di SMK NEGERI 1 PURWOREJO.

ent: 36.0pt;">
SMK Negeri 1 Purworejo memiliki kualitas pramuka yang tidak kalah baik dengan SMA / SMK di Purworejo, bahkan Pramuka SMK Negeri 1 Purworejo dengan Gugus Depan Nomor XI.06.07.071 dan XI.06.07.072 dengan Ambalan Sri Bathara Kresna dan Dewi Sri telah menjadi Gudep percontohan SMK, atau bisa dibilang Gudep SMK Terbaik di Kabupaten Purworejo yang akrab disebut Kabupaten Pramuka.
Untuk memastikan kegiatan Pramuka di SMK Negeri 1 Purworejo tetap berjalan, maka setiap tahunnya dilaksanakan reorganisasi Dewan Ambalan, dimana nantinya bertugas untuk menyusun dan melaksanakan program kerja Gerakan Pramuka SMK Negeri 1 Purworejo selama satu tahun pelajaran, Dewan Ambalan yaitu anggota pramuka penegak Bantara yang telah memenuhi syarat.
Dewan Ambalan masa bakti 2013 – 2014 merupakan salah satu angkatan Dewan Ambalan terbaik yang pernah ada di SMK N 1 Purworejo. 
Kegiatan pramuka berfungsi sebagai sarana pendidikan karakter bagi pemuda agar menjadi PEMUDA “PENYELAMAT BANGSA”. Salah satu kegiatan pramuka SMK Negeri 1 Purworejo yang dilaksanakan pada masa bakti Dewan Ambalan tahun 2013 – 2014 yaitu perkemahan, yang namanya pramuka pastinya tak lepas dari yang namanya PERKEMAHAN. Di awal tahun pelajaran dilaksanakan Perkemahan Alih Golongan dari Penggalang ke Penegak, dan wajib diikuti oleh semua siswa baru / tingkat X. Kemudian di akhir tahun pelajaran juga dilaksanakan perkemahan, yaitu Perkemahan Pelantikan Penegak Bantara yang mana nantinya akan menjadi Dewan Ambalan pada masa bakti / tahun pelajaran selanjutnya.
 Didalam Dewan Penegak Bantara terdapat struktur susunan kepengurusan kerja yang sangat penting untuk kelancaran kegiatan . Struktur kepengurusan organisasi Pramuka untuk sekolah menengah atas & kejuruan terdiri dari :
        
                Dewan Ambalan :


       1)    Pradana (Putra & Putri)


       2)    Wakil Pradana (Putra & Putri)
       3)    Pemangku Adat (Putra & Putri)
       4)    Juru Tulis / Sekretaris (Putra & Putri)


       5)    Juru Uang / Bendahara (Putra & Putri)


       6)    Seksi – seksi.


       7)    Wali Ambalan.


       8)    Anggota.    
 Pembina : 
       1)   Mabi
       2)   Mabigus
       3)   Koordinator Pembina
       4)   Sekretaris
       5)   Bendahara
       6)   Anggota   
Selain kegiatan rutin latihan pramuka tersebut, juga terdapat kegiatan-kegiatan lain yang ada dalam program kerja ambalan.Berikut ini contoh kegiatan yang ada dalam program kerja Ambalan Sri Bathara Kresna & Dewi Sri SMK Negeri 1 Purworejo.

Berikut cuplikan dan juga sedikit pembahasan mengenai Perkemahan yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Purworejo pada masa bakti 2013 -2014 :
1.      1. UPACARA
Pembukaan kegiatan perkemahan pada umumnya dibuka dengan upacara. Kepala Sekolah secara resmi membuka acara. Selain itu juga dilaksanakan upacara adat yang dibuka oleh Pemangku Adat.

Upacara Adat
Upacara

Pemukulan Gong



2.      2. TENDA PRAMUKA
Salah satu yang membuat asyik dalam pramuka yaitu tidur bersama kawan – kawan dan berdusel – duselan dalam tenda. Hal itu mungkin akan teringat sampai tua nanti. Walaupun hanya berkemah di lingkungan sekolah tak salah bila menggunakan tenda.
Di depan Tenda

Mendirikan Tenda
Sedang Masak
           3. MASAK
Penilaian Lomba Masak
Tidak jarang dijumpai para peserta perkemahan makan makanan yang belum matang, gosong, kurang asin, keasinan, alias kurang enak, wajar ya,,, mereka yang tidak biasa masak harus masak sendiri untuk konsumsi. Masih ingat dulu kalian makan apa…?
Selain untuk konsumsi sering juga untuk lomba masak, untuk lomba kali ini masing – masing sangga / tenda wajib membuat makanan dari bahan kentang untuk dilombakan.

4.      4. PERLOMBAAN / PERMAINAN
Perlombaan / permainan dalam perkemahan ini bukanlah mencari yang terhebat, melainkan hanya untuk bergembira bersama. Berikut cuplikan video kegembiraan peserta :
Mandi di Sungai
5.      5. JELAJAH SIANG
Menjelajahi Sungai
Acara jelajah siang mungkin menjadi acara yang ditunggu – tunggu, dan pastinya akan penasaran dengan pos – pos yang ada. Masing – masing pos memiliki tantangan tersendiri, dan yang itu akan menjadi kesan yang menarik bagi peserta karena rute yang dilewati dan juga pakaian / atribut yang digunakan sangat tidak sewajarnya.
Joget di Terminal
6.      6. API UNGGUN
Api kita sudah menyala… Api kita suda menyala…. Api.. Api.. Api... Api sudah menyala
 Masih ingat tentunya dengan lirik itu, lagu wajib saat api unggun. Semua bergemberi disaat api unggun, karena semua berhak unjuk kebolehan bakat saat pentas di sekitar api, dan semuanya duduk mengitari api unggun dengan dihibur oleh pentas – pentas yang unik dan menarik. Banyak yang bernyanyi, ada yang memainkan alat music dari alat – alat dapur, ada yang membaca puisi, ada yang drama, ada pantomime, atraksi, dance, dan masih banyak lagi.
7.      7. JELAJAH MALAM
Persiapan Jelajah Malam
Suasana Jelajah Malam
Biasa disebut juga dengan JERITAN MALAM. Di tengah malam yang sepi, dalam suasana yang ngantuk, dan keadaan fisik yang lelah peserta harus berjalan melalui rute yang sudah ditentukan. Yang paling menarik adalah ekspresi ketakutan peserta disaat harus melewati komplek pemakaman secara bergantian. Maksud melewati makan yaitu agar kita harus ingat bahwa kita juga akan mati, selain itu juga untuk melatih mental peserta. Dalam jelajah malam pula terkadang juga ada yang melihat sosok mahkluk astral. Namun itu sangat jarang, untuk memberi sensasi berbeda terkadang juga ada yang bertugas berperan sebagai setan dengan dandanan yang menyeramkan (bagi yang penakut) dan lucu (bagi yang tidak takut).

            Tentunya masih banyak hal – hal lain yang ada saat perkemahan, diatas mungkin hanya sepenggal kisah yang ada, setiap orang pasti punya kenangan tersendiri saat berkemah. Hanya itu yang dapat saya sampaikan, terima kasih telah membaca dan mengunjungi blog saya kritik dan saran bisa disampaikan pada kolom komentar dibawah.
PRAMUKA SMEKSA...... JAYA.......

Jumat, 14 November 2014

DRAG MOTOR




DRAG BIKE

DRAG BIKE adalah kejuaraan mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi yang dilakukan didalam sebuah lintasan pacu aspal yang tertutup yang terdiri dari dua buah jalur lurus sejajar dengan panjang yang sama.

I. LINTASAN UNTUK DRAG BIKE

Lintasan terdiri dari dua buah jalur dengan lintasan pacu dari Garis Start sampai dengan Garis Finish sepanjang 201 meter dan panjang lintasan pengereman sepanjang 201 meter.
Lebar lintasan pacu minimal 4 meter tiap jalur.
Lintasan harus bebas dari halangan/hambatan, dengan kondisi jalur aspal yang datar dan rata.
Lintasan pacu dan pengereman harus diberi pemisah jalur yang tidak menghalangi pandangan dengan ban atau karung dengan tinggi minimal 60 cm.
Lintasan pacu dan pengereman yang berbatasan dengan penonton wajib dipisahkan dengan pagar pembatas yang tertutup rapat, Minimal 1,5 meter dari tepi jalur lintasan.
Dibelakang garis start harus disediakan daerah untuk persiapan, line up dan start dengan minimal panjang 10 meter.

II. PESERTA

Peserta wajib memiliki Kartu Izin Start untuk Kategori Balap Motor.
Setiap peserta hanya diijinkan untuk mengikuti maksimal 3 kelas Utama.
Setiap peserta diwajibkan memakai satu nomor start di setiap kelas yang diikuti.
Setiap peserta hanya boleh mendaftar satu kali di kelas yang sama.
Setiap peserta wajib mendaftar minimal satu kelas di Kelas Utama.
Penggantian peserta sesudah scruttinering dilarang keras.



III. KELAS-KELAS UTAMA

Kelas-kelas Utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Nasional Drag Bike adalah :
Kelas Campuran 250 cc 2 Langkah Tune Up
Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up
Kelas Sport 150 cc 2 Langkah Tune Up
Kelas Bebek 125 cc 2 Langkah Tune Up.
Adapun kelas-kelas lainnya merupakan Kelas Pendukung. IV. BATAS KAPASITAS SILINDER
Kelas Campuran 250 cc 2 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 250 cc
Kelas Bebek 125 cc 4 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 130 cc
Kelas Sport 150 cc 2 Langkah Tune Up : 135 cc s/d 155 cc
Kelas Bebek 125 cc 2 Langkah Tune Up : 80 cc s/d 125 cc

V. TATA CARA LOMBA

Lomba dilaksanakan dalam 2 heat.
Urutan start Heat kedua berdasarkan hasil dari Heat Pertama. Waktu terkecil pertama start dahulu, dilanjutkan urutan waktu terkecil kedua dan
seterusnya.
Pada saat peserta masuk ke area starting, peserta akan ditentukan panitia jalur mana yang akan dipergunakan peserta tersebut (jalur A atau B),
dengan jalur yang berbeda setiap heat.
Peserta wajib membawa kendaraannya dan hadir ditempat start sesuai dengan jadwal start untuk kelas tersebut.
Peserta yang terlambat hadir 5 menit setelah peserta terakhir didalam kelas tersebut dianggap mengundurkan diri.
Tidak diperbolehkan memperbaiki kendaraan di area starting.
Tidak diperbolehkan memindahkan gigi dengan tangan.
Kedua tangan harus memegang stang kendaraan dan tidak diperbolehkan mengangkat kaki, baik sebelah maupun kedua-duanya keatas jok.
Peserta yang mencuri start langsung dikenakan sanksi Diskualifikasi.
Start dilakukan dalam keadaan mesin hidup/menyala.
Perlombaan ini terdiri dari dua heat yang mengambil waktu tempuh tercepat dalam detik dan pecahannya (Best time).
Pencatatan waktu dilakukan digaris Finish yang dilakukan dengan alat cetak dan didukung pencatatan biasa (alat cetak waktu bukan suatu keharusan).
Hasil waktu tempuh peserta yang dikeluarkan oleh kamar hitung adalah mutlak dan tidak dapat diprotes/diganggu gugat.
Jika terjadi nilai waktu yang sama, pemenang ditentukan dari catatan waktu yang terbaik di heat kedua.
Bila masih sama, untuk menentukan pemenang dilihat dari kapasitas cc yang lebih kecil.
Ada atau tidaknya suatu protes panitia berhak memerintahkan pembongkaran mesin kendaraan peserta. Sanksi : Diskualifikasi.





Jumat, 07 November 2014

Gesang Maestro Indonesia



Gesang atau lengkapnya Gesang Martohartono (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 – meninggal di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada umur 92 tahun) adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia. Dikenal sebagai "maestro keroncong Indonesia," ia terkenal lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu 'Bengawan Solo' ciptaannya telah diterjemahkan kedalam, setidaknya, 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang)

Lagu Bengawan Solo

Lagu ini diciptakan pada tahun 1940, ketika ia beusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo, ia yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar 6 bulan.

Lagu Bengawan Solo juga memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang. Bengawan Solo sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar Jepang.

Kehidupan

Gesang tinggal di di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Walikota Surakarta tahun 1984 selama 20 tahun. Ia telah berpisah dengan istrinya tahun 1962. Selepasnya, memilih untuk hidup sendiri. Ia tak mempunyai anak.

Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di kota Solo. Ia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti; Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan, pada masa perang dunia II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat.

Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo. Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.

Gesang sempat dikabarkan meninggal dunia pada tanggal 18 Mei 2010 setelah kesehatannya dilaporkan memburuk.

Gesang dilarikan ke rumah sakit akibat kesehatannya menurun pada Rabu (19/05/2010). Selanjutnya, Gesang harus dirawat di ruang ICU sejak Minggu (16/5) karena kesehatannya terus menurun. Rumah sakit membentuk sebuah tim untuk menangani kesehatan yang terdiri dari lima dokter spesialis yang berbeda. Hingga akhirnya beliau meninggal pada hari Kamis (20/05/2010) Pukul 18:10 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

Lagu-lagu ciptaan Gesang yang populer

    * Bengawan Solo
    * Jembatan Merah
    * Pamitan (versi bahasa Indonesia dipopulerkan oleh Broery Pesulima)
    * Caping Gunung
    * Aja Lamis

Berikut Adalah Lagu Fenomenal "Bengawan Solo" yang diciptakan oleh Gesang.
 
 
G   C
Bengawan Solo
       D   G
Riwayatmu ini
         D
Sedari dulu jadi
          C   G
Perhatian insani

         G   C
Musim kemarau
           D   G
Tak sbrapa airmu
           D
Dimusim hujan air
           C   G
Meluap sampaijauh

G7               C
Mata airmu dari Solo
                     G
Terkurung gunung seribu
G7                   A
Air mengalir sampai jauh
              D
Akhirnya ke laut

       G  C
Itu perahu
      D      G
Riwayatmu dulu
          D
Kaum pedagang slalu
         C   G
Naik itu perahu
 
 

MATERI PENCAK SILAT

Materi Pencak silat MATERI PENCAK SILAT Sejarah Perkembangan Pencak Silat Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisin
ya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas. Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi dalam kurun waktu : a. Perkembangan sebelum zaman penjajahan Belanda b. Perkembangan pada zaman penjajahan Belanda c. Perkembangan pada zaman penjajahan Jepang d. Perkembangan pada zaman kemerdekaan a. Perkembangan pada zaman sebelum penjajahan Belanda Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok. Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan bangsa Indonesia. b. Perkembangan Pencak Silat pada zaman penjajahan Belanda Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan. Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah, yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya. c. Perkembangan Pencak Silat pada pendudukan Jepang Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita. Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam masyarakat kita. d. Perkembangan Pencak Silat pada Zaman Kemerdekaan Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional. Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro. Program utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah. Usaha yang telah dirintis pada periode permulaan kepengurusan di tahun lima puluhan, yang kemudian kurang mendapat perhatian, mulai dirintis dengan diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bagnsa Indonesia dengan nama Pencak Silat yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat. Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut : Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian/kebatinan diberikan kepada siswa yang telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai tujuan untuk mewujudkan keselarasan/ keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais. Pencak Silat sebagai seni . Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga. Di beberapa daerah di Indonesia Pencak Silat ditampilkan hampir semata-mata sebagai seni tari, yang sama sekali tidak mirip sebagai olahraga maupun bela diri. Misalnya tari serampang dua belas di Sumatera Utara, tari randai di Sumatera Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut dapat memperagakan tari itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan efisien untuk menjamin keamanan pribadi Pencak Silat sebagai olahraga umum Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa, secara perorangan/kelompok. Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada Pencak Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam intensitasnya menjadi a. Olahraga rekreasi b. Olahraga prestasi c. Olahraga massal Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah : 1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat 2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan 3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah 4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah 5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah 6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa. Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden Soeharto, program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu, yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI). Pencak Silat sebagai olahraga prestasi (olahraga pertandingan) Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. Masalah yang harus dihadapi adalah banyaknya aliran serta adanya unsur-unsur yang bukan olahraga yang sudah begitu meresapnya di kalangan Pencak Silat. Dengan kesadaran para pendekar dan pembina Pencak Silat serta usaha yang terus menerus maka sekarang ini program pertandingan olahraga merupakan bagian yang penting dalam pembinaan Pencak Silat pada umumnya. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru. Program pembinaan Pencak Silat Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng-masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak 820 perguruan/aliran. Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan. Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan kepad setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi : 1. Jalur pembinaan seni 2. Jalur pembinaan olahraga 3. Jalur pembinaan bela diri 4. Jalur pembinaan kebatinan Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila. Peraturan Pertandingan Pencak Silat Gelanggang dapat di lantai atau dipanggung dan dilapisi matras dengan tebal maksimum 5 cm, permukaan rata dan tidak memantul serta ditutup dengan alas yang tidak licin, berukuran 9 x 9 meter. Gelanggang terdiri dari : Bidang Gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 7 x 7 m. Bidang Laga berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang Batas Gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar ke arah luar 5 cm dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang. Pada tengah-tengah bidang laga dibuat lingkaran dengan garis tengah 2 m selebar 5 cm sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan. Lingkaran tersebut mempunyai tanda garis lurus pada garis tengah lingkaran selebar 5 cm. Yang sejajar dengan sisi bujur sangkar dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang. Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar yang berhadapan dan dibatasi oleh lingkaran bidang laga. Sudut yang berhadapan lainnya adalah sudut netral. Perlengkapan gelanggang : a. Ember, gelas, kain pel dan kesed dari ijuk, b. Jam pertandingan/game match c. Gong atau alat yang berfungsi sama d. Lampu babak atau tanda lain untuk menentukan ronde/babak e. Lampu pemenang berwarna merah dan biru atau alat/kode lain untuk menentukan pemenang f. Perlengkapan lain-lain g. Formulir pertandingan Perlengkapan pertandingan : a. Pakaian pertandingan, pakaian Pencak Silat berwarna hitam b. Pelindung badan c. Pelindung kemaluan Pembagian kelas : Menurut umurnya, peserta dibagi 3 golongan : - Golongan remaja berumur di atas 14 s/d 17 tahun - Golongan teruna berumur di atas 17 s/d 21 tahun - Golongan dewasa berumur di atas 21 s/d 35 tahun Menurut berat badan, pesilat dibagi dalam kelas-kelas : Golongan Remaja : Kelas A, 33 – 39 kg Kelas B, di atas 36 – 39 kg Kelas C, di atas 39 – 42 kg Kelas D, di atas 42 – 45 kg Kelas E, di atas 45 – 48 kg Kelas F, di atas 48 – 51 kg Kelas G, di atas 51 – 54 kg Kelas H, di atas 54 – 57 kg Kelas I, di atas 57 – 60 kg Golongan Teruna : Kelas A, 40 – 45 kg Kelas B, di atas 45 – 50 kg Kelas C, di atas 50 – 55 kg Kelas D, di atas 55 – 60 kg Kelas E, di atas 60 – 65 kg Kelas F, di atas 65 – 70 kg Kelas G, di atas 70 – 75 kg Kelas H, di atas 75 – 80 kg Dengan seterusnya selisih 5 kg Kelas bebas, berat di atas 65 kg. Waktu Pertandingan Permainan dilangsungkan dalam 3 babak yang setiap babak terdiri dari 2 menit. Di antara babak yang satu dengan lainnya diberikan waktu istirahat 1 menit. Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk waktu bertanding dan perhitungan terhadap pemain yang jatuh karena serangan yang sah tidak termasuk waktu bertanding. Sasaran Yang dapat dijadikan sasaran perkenaan adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas dan kemaluan yaitu dada, perut, punggung dan pinggang kiri serta kanan. Bagian tungkai lengan dapat dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan. Setiap pertandingan dipimpin oleh 1 (satu) orang wasit dan dibantu oleh 5 (lima) orang juri penilai.